RINGKASAN PERJALANAN HIDUP BONG SOEMAUN UTOMO PEJUANG VETERAN INDONESIA
![]() |
Soemaun Utomo |
Sekelumit cerita dari perjalanan hidup seorang bernama Soemaun Utomo
(ayah & bapak mertua, eyang & eyang buyut kita):
Terlahir dari keluarga petani muslim di Dusun Tlanak, Desa Kedungpring,
Babat, Lamongan, Jatim, 94 tahun yang lalu.
Diusianya yang relatif muda ia sudah meninggalkan desa, orang tua,
saudara dan teman2nya kerana keinginan yang sangt besar untuk meraih pendidikan
tinggi. Ia hijrah ke Surabaya untuk melanjutkan pendidikan hingga bergabung ke
dinas militer dan kemudian hidup berpindah pindah sesuai pergerakan perjuangan
bersenjata pada masa revolusi kemerdekaan....
Singkat cerita, tahun 1947, diusianya yang masih relatif muda (24 tahun)
dengan pangkat Mayor dan berdinas di Jakarta ia disertir dari dinas militer dan
bergabung ke partai kerana ada seorang pimpinan partai yang merupakan teman
baiknya.
Di partai awalnya ia diposisikan sebagai ketua gerakan pemuda bersenjata.
Namun tak lama di situ, ia konflik dengan pengurus partai yang menangani bidang
kepemudaan. Oleh partai kemudian ia dipindahkan ke Jatim sebagai ketua BTI
(Barisan Tani Indonesia).
Tahun 1951 ia memimpin demonstrasi besar BTI di Surabaya yang berakibat
ia di tangkap dan dipenjara. Namun tak lama dalam penjara ia dibebaskan oleh
partai dan diposisikan sebagai pimpinan SBKA (Serikat Buruh Kereta Api) Jatim.
Tak lama memimpin SBKA, ia menggerakan pemogokan masal buruh KA di Jatim.
Akibat aksi itu kembali ia ditahan aparat keamanan. Namun kembali partai
menyelamatkannya dengan membebaskannya dan kemudian mengirimnya ke Berlin untuk
acara kongres partai komunis internasional. Namun kerana statusnya diburu oleh
pemerintah dan apart keamanan waktu itu, maka dari Berlin kemudian oleh partai
ia dikirim ke Tiongkok untuk sekolah sampai tahun 1957.
Setelah bercokol di Tiongkok selama 5 tahun kemudian ia kembali ke
Indonesia. Tak lama setelah kembali ke Indonesia, dalam suatu acara konggres
partai ia terpilih sebagai ketua SBKA pusat. Namun tak lama di posisi itu
kembali ia menggerakan dan memimpin pemogokan buruh kereta api secara nasional.
Sejak itu ia menjadi target aparat2 keamanan di Indonesia.
Untuk menyelamatkannya dari kejaran aparat keamanan, pada tahun 1959
partai memposisikannya sebagai salah satu wakil sekretaris bidang pendidikan di
CC (comite central). Sejak itu karirnya di bidang pendidikan, ideologi dan
pemikiran politik terus melejit hingga kemudian ditunjuk menjadi pimpinan
Universitas Rakyat Indonesia.
Ketika meletus peristiwa 1965, kerana ia bagian dari daftar target utama,
ia dilindungi dan disembunyikan temen2nya yang dulu sama2 berdinas di militer.
Namun kerana tak tahan ingin ketemu istrinya yang baru melahirkan anak, maka pada
Maret 1966 ia keluar dari persembunyian. Setelah sempat menengok istri dan
anak2nya, ia langsung dibekuk tentara atas perintah langsung Jend Soeharto yang
notabene pernah menjadi anak buahnya saat berpangkat Letda.
Sejak tertangkap itu sampai dalam pembuangan di Nusakambangan dan Pulau
Buru, praktis komunikasi dengan keluarga putus, hanya sempat beberapa kali
berkirim kartu pos. Ia kemudian baru dibebaskan sebagai tahanan politik Pulau
Buru pada tahun 1979 dalam gelombang terakhir setelah dengan sangat terpaksa harus
menandatangani surat pernyataan dan ikrar kesetiaan pada pemerintah Indonesia
di bawah Orde Baru......
Setelah bebas dan kembali berkumpul dengan istri dan "sebagian"
anak2nya yang bermukim di Semarang, dengan bantuan modal terbatas dari saudara dan
teman2 lamanya ia mulai berupaya membangun ekonomi keluarga bersama sang istri
dengan merintis usaha pembuatan dan penjualan telor asin, ternak dan dagang
ayam potong, sambil setiap malam ia mengerjakan order terjemahan yang
dilakukannya dengan mesin ketik butut yang ia beli dari pasar loak.
Sekitar dua tahun ia menggeluti usaha2 tersebut, kemudian ia mendapatkan
pekerjaan di Keuskupan Semarang, tepatnya di YSS Soegijopranoto. Di YSS inilah
ia kemudian membuka komunikasi dengan dunia luar dengan menghubungi teman2 lamanya
yang tersebar di berbagai negara. Melalui komunikasi yang intens dan
kemampuannya membuat perencanaan strategis untuk kembali menghimpun kekuatan,
ia berhasil memobilisasi dana bantuan internasional melalui rekening YSS. Dana2
inilah yang kemudian ia gunakan untuk merintis berbagai usaha dari percetakan,
balai pengobatan, toko kelontong, warung makan, sampai angkutan perkotaan dan
travel. Semua untuk menampung temen2nya para ex tapol. Rupanya upaya ini cukup
berhasil. Seiring dengan itu ekonomi keluarga mulai dapat tertata dan pelan2
rumah Singotoro juga mulai dibenahi. Setelah merasa cukup memiliki kemampuan,
ia kemudian berupaya menyatukan kembali seluruh anak2nya yang sebagiannya masih
"terserak" di tempat kakak2 dari istrinya. Terbukti dengan kerja
keras dan usahanya yang luar biasa ia berhasil menyatukan kembali keluarganya dan
sekaligus merintis kembali dunia politiknya........
Itulah sekelumit sosok bernama
Soemaun Utomo, ayah, bapak mertua, eyang dan eyang buyut kita yang kini dalam
kondisi terkulai akibat sakit di usia senjanya. Seorang bapak dan seorang pejuang
yang senantiasa gigih untuk mendapatkan hak2nya.....
#Indahnya dunia manakala kita mau melihatnya dari jendela kehidupan
secara positif. Maafkan khilaf dan salah beliau agar dunianya dan dunia kita
tetap terjaga dengan indah. Amien....#
Ulasan